Kamis, 05 Maret 2015

SAMPAH DAN CARA PENGOLAHANNYA

SAMPAH
Menurut devinisi WHO, sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disengajai, atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya.
Pembagian sampah padat
Sampah padat dapat dibagi menjadi beberapa kategori, seperti berikut :
1.     Berdasarkan zat kimia yang terkandung didalamnya : organik
·       Organik, misalnya sisa makanan, daun sayur dan buah
·       Anorganik, misalnya logam, pecahan-pecahan, abu dan lain-lain
2.     Berdasarkan dapat atau tidaknya dibakar :
·       Mudah terbakar, misalnya kertas plastic, daun kering, dan kayu
·       Tidak mudah terbakar, misalnya kaleng, besi, gelas, dan lain-lain
3.     Berdasarkan dapat atau tidaknya membusuk :
·       Mudah membusuk, mis sisa makanan, potongan daging, dan sebagainya
·       Sulit membusuk, mis karet, plastic, kaleng, dan lain sebagainya
4.     Berdasarkan ciri atau karateristik smapah :
·       Garbagr,  terdiri atas zat-zat yang mudah membusuk dan dapat terurai dengan cepat, khususnya jika cuaca panas. Proses pembusukan seringkal menimbulkan bau busuk. Sampah jenis ini dapat ditemukan ditempat pemukiman, rumah makan, rumah sakit, pasar, dan sebagainya.
·       Rubbish, terbagi menjadi dua :
·       Rubbish mudah terbakar terdiri atas zat-zat organik, mis kertas, kayu, karet, daun kering, dan sebagainya
·       Rubbish tidak mudah terbakar terdiri atas zat-zat anorganik, mis kaca, kaleng, dan sebagainya.

Faktor yang mempengaruhi jumlah sampah
1.     Jumlah penduduk
Jumlah penduduk bergantung pada aktivitas dan kepadatan penduduk. Semakin padat penduduk semakin meningkat aktivitas penduduk, sampah yang dihasilkan semakin banyak, misalnya pada aktivitas pembangunan, perdagangan, industri dan sebagainya.
Sistem pengumpulan atau pembuangan sampah yang dipakai.
Pengumpulan sampah dengan menggunakan gerobak levih lambat jika dibandingkan dengan truk.
Pengambilan bahan bahan yang ada pada sampah untuk dipakai kembali.
Metode ini dilakikan karena bahan tersebut masih memiliki nilai ekonomi bagi golongan tertentu. Frekuensi pengambilan dipengaruhi oleh keadaan, jika harganya tinggi, samapah yang tertinggal sedikit.
2.     Faktor Geografis
Lokasi tempat pembuangan apakah didaerah pegunungan, lembah, pantai, atau dataran rendah.
3.     Faktor waktu
Bergantung pada faktor harian, mingguan, bulanan, atau tahunan. Jumlah sampah perhari bervariasi menurut waktu. Contoh, jumlah sampah pada siang hari lebih banyak daripada jumlah dipagihari, sedangkan sampah di daerah pedesaan tidak begitu bergantung pada faktor waktu
4.     Faktor sosial  ekonomi dan budaya
Contoh, adat-isitadat dan taraf hidup dan mental masyarakat
Kebiasaan masyarakat
Contoh, jika seseorang suka mengkonsumsi satu jenis makanan atau tanaman. Sampah makanan itu akan meningkat.

5.     Kemajuan teknologi
Akibat kemajuan teknologi, jumlah sampah dapat meningkat.
6.     Jenis sampah
Makin maju tingkat kebudayaan suatu masyarakat, semakin kompleks pula macam dan jenis sampahnya.

Sumber sampah
Sampah yang ada dipermukaan bumi ini dapat berasal dari beberapa sumber berikut ,
1.     Pemukiman penduduk, sampah disuatu pemukiman biasanya dihasilkan oleh satu atau beberapa keluarga yang tinggal dalam suatu bangunan atau asrama yang terdapat di desa atau kota. Jenis sampah yang dihasilkan biasanya sisa makanan dan bahan sisa proses pengolahan makanan atau sampah basah (garbage), sampah kering (rubish), abu atau sampah sisa tumbuhan.
2.     Tempat umum atau tempat perdagangan, tempat umum adalah tempat yang memungkinkan banyak orang berkumpul dan melakukan kegiatan, termasuk juga tempat perdagangan. Jenis-jenis sampah yang dihasilkan berupa sisa makanan (garbage), sampah kering, abu, sisa bahan bangunan, sampah khusus dan trkadang sampah berbahaya
3.     Sarana pelayanan masyarakat milik pemerintah, contohnya jalan umum, tempat hiburan umum, btempat parker, tempat layanan kesehatan, kompleks militer, gedung pertemuan, pantai tempat berlibur, dan sarana pemerintah yang lain. Tempat tersebut biasanya menghasilkan sampah khusus dan sampah kering.
4.     Industri berat dan ringan, dalam pengertian ini termasuk industri makanan dan minuman, industri kayu, industri kimia, industri logam, tempat pengolahan air kotor dan air minum, dan kegiatan industri lainya baik yang sifatnya distributif atau memproses bahan mentah saja. Sampah yang dihasilkan dari tempat ini biasanya sampah basah, sampah kering, sisa-sisa bangunan, sampah khusus, dan sapah berbahaya.
5.     Pertanian, sampah dihasilkan dari tanaman atau binatang. Lokasi pertanian seperti kebun, lading, ataupun sawah menghasilkan sampah berupa bahan-bahan makanan yang telah membusuk, sampah pertanian, pupuk, maupun bahan pembasmi serangga.

Pengolahan sampah padat
Ada beberapa beberapa tahapan di dalam pengelolaan sampah pada yang baik diantaranya tahap pengumpulan,dan penyimpanan di tempat sumber, tahap pengangkutan, dan tahap pemusnahan.
1.     Tahap pengumpulan dan penyimpanan di tempat
Sampah yang ada dilokasi sumber (kantor, rumah tangga, hotel, dan sebagainya) ditempatkan di tempat penyimpanan sementara, dalam hal ini tempat sampah. Sampah basah dan sampah kering sebaiknya dikumpulkan dalam tempat yang terpisah untuk memudahkan pemusnahannya. Adapun tempat penyimpanan sementara (tempat sampah) yang digunakan harus memenuhi pernyaratan berikut.
·       Konstruksi harus kuat dan tidak mudah bocor
·       Memiliki tutup dan mudah dibuka tanpa mengotori tangan
·       Ukuran sesuai sehingga mudh diangkut oleh satu orang
Dari tempat penyimpanan ini, sampah dikumpulkan kemudian dimasukkan ke dalam dipo (rumah sampah). Fipo ini berbentuk bak besar yang digunakan untuk menampung sampah rumah tangga. Untuk membangun suatu dipo, ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi, diantaranya :
·       Dibangun diatas permukaan tanah dengan ketinggian bangunan setinggi kendaraan pengangkut sampah
·       Memiliki dua pintu, pintu masuk dan pintu  untuk mengambil sampah
·       Memiliki lubang ventilasi yang tertutup kawat halus untuk mencegah lalat dan binatang lain masuk kedalam dipo
·       Ada kran air untuk membersihkan
·       Tidak menjadi tempat tinggal atau sarang lalat dan tikus
·       Mudah dijangkau masyarakat
Pengumpulan sampah dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu sistem duet (tempat sampah kering dan tempat sampah basah) dan sistem trio (tempat sampah basah, sampah kering, dan tidak mudah terbakar.

2.     Tahap pengangkutan
Dari dipo, sampah diangkut ke tempat pembuangan akhir atau pemusnahan sampah dengan mempergunakan truk pengangkut sampah yang disediakan oleh Dinas Kebersihan Kota.

3.     Tahap pemusnahan
Didalam tahap pemusnahan sampah ini, terdapat beberapa metode yang dapat digunakan, antara lain :
a.     Sanitary landfill
b.     Sanitary landfill, adalah sistem pemusnahan yang paling baik. Dalam metode ini, pemusnahan sampah dilakukan dengan cara menimbun sampah  dengan tanah yang dilakukan selapis demi selapis. Dengan demikian, sampah tidak berada diruang terbuka dan tentunya tidak menimbulkan bau atau menjadi sarang binatang pengerat. Sanitary landfill yang baik harus memenuhi persyaratan berikut :
·       Tersedia tempat yang luas,
·       Tersedia tanah untuk menimbunnya
·       Tersedia alat-alat besar
Lokasi Sanitary landfill yang lama dan sudah tidak dipakai lagi dapat dimanfaatkan sebagai tempat pemukiman, perkantoran, dan sebagainya.

c.     Incineration
Incineration atau insineraasi merupakan suatu metode pemusnahan sampah dengan cara membakar sampah secara besar-besaran dengan menggunakan fasilitas pabrik. Manfaat sistem ini adalah :
·       Volume sampah dapat diperkecil sampai sepertiganya
·       Tidak memerlukan ruang yang luas
·       Panas yang dihasilkan dapat dihasilkan dapat dipakai sebagai uap
·       Pengelolaan dapat dilakukan secara terpusat dengan jadwal jam kerja yang dapat diatur sesuai kebutuhan
Adapun kerugian yang dapat ditimbulkan akibat penerapan metode ini :
·       Biaya besar
·       Lokalisasi pembuangan pabrik sukar didapat karena keberatan penduduk

d.     Composting
Composting,merupakan pemusnahan sampah dengan cara memanfaatkan proses dekomposisi zat organik oleh kuman-kuman pembususk pada kondisi ttertentu. Proses ini menghasilkan bahan berupa kompos atau pupuk


e.     Hot feeding
Pembersihan sejenis garbage kepada hewan ternak. (mis. Babi). Perlu diingat bahwa sampah basah tersebut harus diolah lebih dahulu (dimasak atau direbus) untuk mencegah penularan penyakit cacing Trichinosis kehewan ternak.

f.      Discharge to sewers
Pengolahan sampah dengn cara sampah dihaluskan kemudian dimasukan kedalam sistem pembuangan air limbah. Metode ini efektif asalkan sistem pembuangan air limbah memang baik.

g.     Dumping
Sampah dibuang atau diletakan begitu saja di tanah lapangan, jurang, atau tempat sampah.

h.     Dumping in water
Sampah dibuang ke dalam air sungan atau laut. Akibatnya, terjadi pencemaran pada air dan pendangkalan yang dapat menimbulkan bahaya banjir

i.      Individual inceneration
Pembakaran sampah secara perorangan ini biasanya dilakukan oleh penduduk terutama di daerah pedesaan.

j.      Recyclin
Pengolahan kembali bagian-bagian dari sampah yang masih dapat dipakai atau daur ulang. Contoh bagaian sampah yang dapat didaur ulang, antara lain plastic, gelas, kaleng, besi dan sebagainya.

k.     Reduction
Metode ini diterapkan dengan cara menghancurkan sampah (biasanya dari jenis garbage) sampai ke bentuk yang lebih kecil, kemudian diolah untuk menghasilkan lemak.

l.      Salvaging

Pemanfaatan sampah yang dapat dipakai kembali misalnya kertas bekas. Bahanya bahwa metode ini dapat menularkan penyakit

Tidak ada komentar:

Posting Komentar