SAMPAH
Menurut devinisi WHO, sampah adalah sesuatu yang tidak
digunakan, tidak dipakai, tidak disengajai, atau sesuatu yang dibuang yang
berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya.
Pembagian sampah padat
Sampah padat dapat dibagi menjadi beberapa kategori,
seperti berikut :
1. Berdasarkan
zat kimia yang terkandung didalamnya : organik
·
Organik, misalnya sisa makanan, daun sayur dan
buah
·
Anorganik, misalnya logam, pecahan-pecahan, abu
dan lain-lain
2. Berdasarkan
dapat atau tidaknya dibakar :
·
Mudah terbakar, misalnya kertas plastic, daun
kering, dan kayu
·
Tidak mudah terbakar, misalnya kaleng, besi,
gelas, dan lain-lain
3. Berdasarkan
dapat atau tidaknya membusuk :
·
Mudah membusuk, mis sisa makanan, potongan
daging, dan sebagainya
·
Sulit membusuk, mis karet, plastic, kaleng, dan
lain sebagainya
4. Berdasarkan
ciri atau karateristik smapah :
·
Garbagr, terdiri atas zat-zat yang mudah membusuk dan
dapat terurai dengan cepat, khususnya jika cuaca panas. Proses pembusukan
seringkal menimbulkan bau busuk. Sampah jenis ini dapat ditemukan ditempat
pemukiman, rumah makan, rumah sakit, pasar, dan sebagainya.
·
Rubbish,
terbagi menjadi dua :
·
Rubbish
mudah terbakar terdiri atas zat-zat organik, mis kertas, kayu, karet, daun
kering, dan sebagainya
·
Rubbish
tidak mudah terbakar terdiri atas zat-zat anorganik, mis kaca, kaleng, dan
sebagainya.
Faktor yang
mempengaruhi jumlah sampah
1. Jumlah
penduduk
Jumlah penduduk bergantung pada aktivitas dan kepadatan
penduduk. Semakin padat penduduk semakin meningkat aktivitas penduduk, sampah
yang dihasilkan semakin banyak, misalnya pada aktivitas pembangunan,
perdagangan, industri dan sebagainya.
Sistem pengumpulan atau pembuangan sampah yang dipakai.
Pengumpulan sampah dengan menggunakan gerobak levih
lambat jika dibandingkan dengan truk.
Pengambilan bahan bahan yang ada pada sampah untuk
dipakai kembali.
Metode ini dilakikan karena bahan tersebut masih memiliki
nilai ekonomi bagi golongan tertentu. Frekuensi pengambilan dipengaruhi oleh
keadaan, jika harganya tinggi, samapah yang tertinggal sedikit.
2. Faktor
Geografis
Lokasi tempat pembuangan apakah didaerah pegunungan,
lembah, pantai, atau dataran rendah.
3. Faktor
waktu
Bergantung pada faktor harian, mingguan, bulanan, atau
tahunan. Jumlah sampah perhari bervariasi menurut waktu. Contoh, jumlah sampah
pada siang hari lebih banyak daripada jumlah dipagihari, sedangkan sampah di
daerah pedesaan tidak begitu bergantung pada faktor waktu
4. Faktor
sosial ekonomi dan budaya
Contoh, adat-isitadat dan taraf hidup dan mental
masyarakat
Kebiasaan masyarakat
Contoh, jika seseorang suka mengkonsumsi satu jenis
makanan atau tanaman. Sampah makanan itu akan meningkat.
5. Kemajuan
teknologi
Akibat kemajuan teknologi,
jumlah sampah dapat meningkat.
6. Jenis
sampah
Makin maju tingkat kebudayaan suatu masyarakat, semakin
kompleks pula macam dan jenis sampahnya.
Sumber sampah
Sampah yang ada dipermukaan bumi ini dapat berasal dari
beberapa sumber berikut ,
1. Pemukiman
penduduk, sampah disuatu pemukiman biasanya dihasilkan oleh satu atau beberapa
keluarga yang tinggal dalam suatu bangunan atau asrama yang terdapat di desa
atau kota. Jenis sampah yang dihasilkan biasanya sisa makanan dan bahan sisa
proses pengolahan makanan atau sampah basah (garbage), sampah kering (rubish),
abu atau sampah sisa tumbuhan.
2. Tempat
umum atau tempat perdagangan, tempat umum adalah tempat yang memungkinkan
banyak orang berkumpul dan melakukan kegiatan, termasuk juga tempat
perdagangan. Jenis-jenis sampah yang dihasilkan berupa sisa makanan (garbage), sampah kering, abu, sisa bahan
bangunan, sampah khusus dan trkadang sampah berbahaya
3. Sarana
pelayanan masyarakat milik pemerintah, contohnya jalan umum, tempat hiburan
umum, btempat parker, tempat layanan kesehatan, kompleks militer, gedung
pertemuan, pantai tempat berlibur, dan sarana pemerintah yang lain. Tempat
tersebut biasanya menghasilkan sampah khusus dan sampah kering.
4. Industri
berat dan ringan, dalam pengertian ini termasuk industri makanan dan minuman,
industri kayu, industri kimia, industri logam, tempat pengolahan air kotor dan
air minum, dan kegiatan industri lainya baik yang sifatnya distributif atau
memproses bahan mentah saja. Sampah yang dihasilkan dari tempat ini biasanya
sampah basah, sampah kering, sisa-sisa bangunan, sampah khusus, dan sapah
berbahaya.
5. Pertanian,
sampah dihasilkan dari tanaman atau binatang. Lokasi pertanian seperti kebun,
lading, ataupun sawah menghasilkan sampah berupa bahan-bahan makanan yang telah
membusuk, sampah pertanian, pupuk, maupun bahan pembasmi serangga.
Pengolahan sampah padat
Ada beberapa beberapa tahapan di dalam pengelolaan sampah
pada yang baik diantaranya tahap pengumpulan,dan penyimpanan di tempat sumber,
tahap pengangkutan, dan tahap pemusnahan.
1. Tahap pengumpulan dan penyimpanan di tempat
Sampah yang ada dilokasi
sumber (kantor, rumah tangga, hotel, dan sebagainya) ditempatkan di tempat
penyimpanan sementara, dalam hal ini tempat sampah. Sampah basah dan sampah
kering sebaiknya dikumpulkan dalam tempat yang terpisah untuk memudahkan
pemusnahannya. Adapun tempat penyimpanan sementara (tempat sampah) yang
digunakan harus memenuhi pernyaratan berikut.
·
Konstruksi harus kuat dan tidak mudah bocor
·
Memiliki tutup dan mudah dibuka tanpa mengotori
tangan
·
Ukuran sesuai sehingga mudh diangkut oleh satu
orang
Dari tempat
penyimpanan ini, sampah dikumpulkan kemudian dimasukkan ke dalam dipo (rumah
sampah). Fipo ini berbentuk bak besar yang digunakan untuk menampung sampah
rumah tangga. Untuk membangun suatu dipo, ada beberapa persyaratan yang harus
dipenuhi, diantaranya :
·
Dibangun diatas permukaan tanah dengan
ketinggian bangunan setinggi kendaraan pengangkut sampah
·
Memiliki dua pintu, pintu masuk dan pintu untuk mengambil sampah
·
Memiliki lubang ventilasi yang tertutup kawat
halus untuk mencegah lalat dan binatang lain masuk kedalam dipo
·
Ada kran air untuk membersihkan
·
Tidak menjadi tempat tinggal atau sarang lalat
dan tikus
·
Mudah dijangkau masyarakat
Pengumpulan
sampah dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu sistem duet (tempat sampah
kering dan tempat sampah basah) dan sistem trio (tempat sampah basah, sampah
kering, dan tidak mudah terbakar.
2. Tahap pengangkutan
Dari dipo, sampah diangkut ke
tempat pembuangan akhir atau pemusnahan sampah dengan mempergunakan truk
pengangkut sampah yang disediakan oleh Dinas Kebersihan Kota.
3. Tahap pemusnahan
Didalam tahap pemusnahan
sampah ini, terdapat beberapa metode yang dapat digunakan, antara lain :
a.
Sanitary
landfill
b.
Sanitary
landfill, adalah sistem pemusnahan yang paling baik. Dalam metode ini,
pemusnahan sampah dilakukan dengan cara menimbun sampah dengan tanah yang dilakukan selapis demi
selapis. Dengan demikian, sampah tidak berada diruang terbuka dan tentunya
tidak menimbulkan bau atau menjadi sarang binatang pengerat. Sanitary landfill yang baik harus
memenuhi persyaratan berikut :
·
Tersedia tempat yang luas,
·
Tersedia tanah untuk menimbunnya
·
Tersedia alat-alat besar
Lokasi Sanitary landfill yang lama dan sudah tidak dipakai lagi dapat
dimanfaatkan sebagai tempat pemukiman, perkantoran, dan sebagainya.
c.
Incineration
Incineration atau insineraasi merupakan suatu metode pemusnahan
sampah dengan cara membakar sampah secara besar-besaran dengan menggunakan
fasilitas pabrik. Manfaat sistem ini adalah :
·
Volume sampah dapat diperkecil sampai
sepertiganya
·
Tidak memerlukan ruang yang luas
·
Panas yang dihasilkan dapat dihasilkan dapat
dipakai sebagai uap
·
Pengelolaan dapat dilakukan secara terpusat
dengan jadwal jam kerja yang dapat diatur sesuai kebutuhan
Adapun kerugian yang dapat
ditimbulkan akibat penerapan metode ini :
·
Biaya besar
·
Lokalisasi pembuangan pabrik sukar didapat
karena keberatan penduduk
d.
Composting
Composting,merupakan pemusnahan sampah dengan cara memanfaatkan
proses dekomposisi zat organik oleh kuman-kuman pembususk pada kondisi
ttertentu. Proses ini menghasilkan bahan berupa kompos atau pupuk
e.
Hot
feeding
Pembersihan sejenis garbage
kepada hewan ternak. (mis. Babi). Perlu diingat bahwa sampah basah tersebut
harus diolah lebih dahulu (dimasak atau direbus) untuk mencegah penularan
penyakit cacing Trichinosis kehewan ternak.
f.
Discharge
to sewers
Pengolahan sampah dengn cara
sampah dihaluskan kemudian dimasukan kedalam sistem pembuangan air limbah.
Metode ini efektif asalkan sistem pembuangan air limbah memang baik.
g.
Dumping
Sampah dibuang atau diletakan
begitu saja di tanah lapangan, jurang, atau tempat sampah.
h.
Dumping
in water
Sampah dibuang ke dalam air
sungan atau laut. Akibatnya, terjadi pencemaran pada air dan pendangkalan yang
dapat menimbulkan bahaya banjir
i.
Individual
inceneration
Pembakaran sampah secara perorangan
ini biasanya dilakukan oleh penduduk terutama di daerah pedesaan.
j.
Recyclin
Pengolahan kembali
bagian-bagian dari sampah yang masih dapat dipakai atau daur ulang. Contoh
bagaian sampah yang dapat didaur ulang, antara lain plastic, gelas, kaleng,
besi dan sebagainya.
k.
Reduction
Metode ini diterapkan dengan
cara menghancurkan sampah (biasanya dari jenis garbage) sampai ke bentuk yang
lebih kecil, kemudian diolah untuk menghasilkan lemak.
l.
Salvaging
Pemanfaatan sampah yang dapat
dipakai kembali misalnya kertas bekas. Bahanya bahwa metode ini dapat
menularkan penyakit
Tidak ada komentar:
Posting Komentar